Ketua BAZNAS Makassar (pakai kopiah) Dampingi Walikota saat pengguntingan pita
Walikota Resmikan Rumah Marbot Bantuan BAZNAS Makassar
20/08/2025 | Syarifuddin PattisahusiwaDi tengah denyut nadi kota metropolitan, Walikota Makassar diwakili Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Makassar, Dr. Mahyuddin,S.STP,M.AP meresmikan rumah layak huni bagi marabot masjid ICMI Ainun Habibie, Kompleks Graha Cendekia, Jalan Perintis Kemerdekaan, Daya, Kecamatan Biringkanaya, Rabu, 20 Agustus 2025, pagi tadi.
Di sela sela sambutannya, Mahyuddin menuangkan pernyataan yang bukan sekadar retorika, melainkan sebuah visi konkrit tentang pembangunan perumahan, kaitanya dengan gagasan pemerintah pusat yang akan mendirikan 3 juta rumah bagi penduduk kurang mampu di seluruh Indonesia.
“Kita saksian sendiri, apa yang dilakukan BAZNAS Kota Makassar hari ini, merupakan salah satu sporting untuk mendukung program pemerintah pusat tersebut. Program ini bukan sekadar janji, melainkan sebuah inisiatif yang telah diresmikan pada hari ini (rumah marabot), menjadi bukti kuat bagaimana kolaborasi yang baik dengan BAZNAS Kota Makassar dapat menghadrikan dampak positif. Rumah ini menjadi pilar baru pemiliknya yang selama ini berjuang, akan tempat tinggal yang layak,” ujarnya.
Pada kegiatan yang dihadiri Kebag Kesra Kota Makassar (Muh.Syarief Mahyuddin), Anggota DPRD Kota Makasar (H.Meinsani Kecca), Ketua BAZNAS Provinsi Sulawesi Selatan (Dr.H.M.Kidri Alwi), Ketua BAZNAS Maros (Dr.Ashar Taufik), Camat Biringkanaya (Juliaman), Kapolres Biringkanaya, Lurah Daya (NurAlam), dan undangan lainnya, Mahyuddin mengakui, BAZNAS Makassar telah membiaskan keunggulan kinerjanya dengan begitu baik, dan sempurna ke seluruh wilayah di Ibukota Sulawesi Selatan ini. Utamanya, kaitanya dengan bantuan perumahan bagi mustahik yang betul betul membutuhkan.
BAZNAS Makassar, jelas mantan Camat Biringkanaya ini, telah melakukan apa yang disebut ‘Backlog’, atau istilah yang merujuk pada selisih antara kebutuhan rumah berdasarkan jumlah penduduk dan ketersediaan rumah yang ada. Apalagi, Makassar masih berada pada posisi 92.864 kebutuhan rumah. Sementara, berdasarkan data dinas yang dipimpinnya, masih ada sekitaran 12 ribu rumah yang akan dibangun.
‘Kami dari Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Makassar sudah mengetahui persih geliat BAZNAS Makassar selama ini. Kerjanya sungguh mulia. Tahun 2023 lalu misalnya, BAZNAS memberikan dukungan besar membangun rumah rumah kumuh di Kelurahan Bontorannu, Kecamatan Mariso. Puluhan rumah dibangun, sekaligus menjadikan kawasan kumuh tersebut menjadi lebih bagus,” tuturnya.
Di bagian lain, Mahyuddin mengemukakan, kesemua program BAZNAS Makassar tidak terlepas dari dukungan masyarakat muslim, utamanya para ASN dan guru guru di kota yang kini dipimpin Walikota Munafri Arifuddin dan Wakil Walikota Aliyah Mustika Ilham ini.
Di bagian lain, Mahyuddin melihat, zakat,infak, dan sedekah, bukan hanya sekadar kewajiban individu dalam Islam, melainkan sebuah instrumen ekonomi dan sosial yang sangat vital. Bahkan menjadi fondasi resmi bagi program bantuan perumahan di bawah payung BAZNAS yang juga adalah lembaga pemerintah nonstruktural tersebut.
Sebelumnya, baik Ketua BAZNAS Provinsi Sulawesi Selatan, Dr.dr.H. Kidri Alwi, maupun Ketua BAZNAS Kota Makassar, Dr.H.M.Ashar Tamanggong dalam kesempatan yang sama juga menggarisbawahi pemahaman begitu mendalam soal zakat, infak, dan sedekah dalam kaitannya dengan ummat dan keummatan.
Dr.H.Kidri misalnya melihat, pelibatan BAZNAS Makassar dalam berbagai program benar benar membuat publik terkagum kagum. Termasuk, dalam hal membangun rumah layak huni bagi mustahik yang membutuhkan. Meksi begitu, soal membangun rumah layak huni, Dr.Kidri masih menempatkan BAZNAS Maros diurutan paling atas.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Dr.Kidri mengharapkan, BAZNAS Makassar patut menjadi contoh. Apalagi, seluruh jajaran lembaga amil terpercaya yang beralamat di Jalan Teduh Bersinar No 5, Kecamatan Rappocini, Makassar itu bersama Pemerintah Kota Makassar menunjukkan bahwa kearifan lokal dan nilai-nilai agama dapat disandingkan dengan tata kelola yang begitu baik, utamanya dalam menghadirkan masyarakat muslim yang lebih adil dan sejahtera.
“Makassar tidak hanya membangun infrastruktur fisik yang megah, tetapi juga fondasi kemanusiaan yang kokoh, dimana zakat menjadi salah satu pilar utama dalam mewujudkan kesejahteraan inklusif bagi seluruh warganya. Ini adalah langkah maju yang membuktikan bahwa amal ibadah dapat menjadi motor penggerak pembangunan nyata,” tutup H.Kidri yang juga akademisi itu.
Ketua BAZNAS Makassar, HM.Ashar Tamanggon pun menimpali bahwa, pembangunan sebuah kota tidak hanya diukur dari megahnya infrastruktur fisik, tetapi juga dari sejauh mana wawasan sosial dapat dikikis dan martabat setiap warganya terangkat.
Kaitannya dengan zakat, infak, dan sedekah, Doktor lulusan Universitas Muslim Indonesia (UMI) itu pun memandang, zakat sebagai jaring pengaman sosial yang ampuh, sebuah sistem redistribusi kekayaan yang dimiliki para muzakki, mampu mengalirkan keberkahan kepada mereka yang membutuhkan, secara sistematis dan terorganisir melalui BAZNAS Makassar.
“Zakat, infak, dan sedekah itu demikian penting. Penting, lantaran bukan hanya urusan pahala akhirat, tapi juga solusi nyata untuk masalah sosial yang dihadapi ummat. Boleh dibayangkan, jika saja potensi zakat di Makassar ini terhimpun dan dikelola dengan baik, maka berapa banyak keluarga prasejahtera yang bisa dibantu. Berapa banyak anak-anak yang bisa sekolah, dan berapa banyak ekonomi umat yang bisa berkembang,” jelasnya.
Di bagian lain ATM—sapaan akrab dai kondang ini, peran Baznas Kota Makassar menjadi krusial dalam program keummatan. Sebagai lembaga resmi yang dipercaya mengelola dana zakat, infak, dan sedekah, tentunya BAZNAS Makassar memastikan bahwa, setiap rupiah yang terkumpul, baik dari ASN muslim Pemkot makasar, maupun orang perorang, maupun pengusaha, dan UPZ UPZ baik di lembaga pemerintahan Pemkot Makassar, maupun masjid masjid disalurkan secara transparan, akuntabel, dan tepat sasaran.
“Meski begitu, proses seleksi penerima bantuan meliputi verifikasi ketat, memastikan bahwa rumah bantuan ini benar-benar menyentuh mereka yang paling berhak, sesuai dengan delapan golongan penerima zakat (asnaf),” jelasnya.
Sebelum mengakhiri sambutannya, ATM mengaku, awalnya pemilik rumah Irwan Sidding bersama istrinya Nurlaela sudah menua, dan bocor bocor. Rumahnya lebih dari sekadar dinding dan atap.
“Dengan dibangunnya rumah baru ini, menjadi simbol martabat yang kembali. Sebuah titik awal untuk kecerahan harapan baru. Dengan memiliki tempat tinggal yang layak, menjadi tempat teduh yang baik. Berzakat’ki Salama’ki. Zakat itu MULIA, MULIA Muzakkinya, MULIA Mustahiknya,” tutup ATM.
