WhatsApp Icon
Tingkatkan Kualitas Pendidikan, BAZNAS Luncurkan Beasiswa Cendekia BAZNAS Rusia Tahun 2025

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI resmi meluncurkan Program Beasiswa Cendekia BAZNAS (BCB) Rusia Tahun 2025 sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan generasi muda Indonesia di luar negeri, menguatkan program Asta Cita Presiden RI dan Indonesia Emas 2045.

Acara yang digelar secara daring pada Senin (22/9/2025) ini dihadiri Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Moskow, Prof. Dr. Khoirul Rosyadi, S.S., M.Si., Ph.D., serta Deputi II BAZNAS RI, Dr. HM. Imdadun Rahmat, M.Si. Turut hadir Duta Besar Rusia untuk Indonesia, H.E. Sergei Gennadievich Tolchenov, serta para penerima Beasiswa Cendekia BAZNAS Rusia.

Dalam sambutannya, Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., menyampaikan bahwa beasiswa ini merupakan bagian dari upaya BAZNAS dalam meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia, sekaligus memajukan umat.

“Apa yang kita lakukan adalah dalam rangka untuk meningkatkan kualitas masyarakat kita Indonesia yang bertujuan untuk memajukan umat ke depan. Jadi jelas bahwa yang kita lakukan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat luas, bagi umat,” ujar Kiai Noor.

Kiai Noor menegaskan, BAZNAS berkomitmen menjaga keberlanjutan program ini agar terus berjalan di tahun-tahun mendatang. Kiai Noor mengungkapkan bahwa mahasiswa Indonesia di Rusia memiliki potensi besar yang perlu terus didukung.

“Artinya ada keberlanjutan. Tadi kami sudah berdiskusi dengan Bu Saidah Sakwan bahwa ini tidak akan berhenti di sini, tapi akan terus, kita akan menggali lebih banyak lagi, karena ternyata anak-anak kita di Rusia ini hebat-hebat semua,” jelasnya.

Lebih jauh, ia berharap mahasiswa maupun alumni penerima BCB Rusia dapat membentuk Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di Rusia. Menurutnya, hal itu bisa menjadi sarana berkelanjutan untuk mendukung generasi penerima beasiswa berikutnya.

“Jadi itu saya kira akan terus berlanjut, di samping kami juga akan terus memberikan beasiswa ini, tetapi juga lulusan-lulusan yang sudah bekerja dan sudah bisa memberikan zakat, infak, dan sedekah, bisa dimanfaatkan untuk mahasiswa di Rusia,” tambahnya.

Sementara itu, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Moskow, Prof. Dr. Khoirul Rosyadi, menjelaskan bahwa saat ini terdapat sekitar 500–700 mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di Rusia dalam berbagai disiplin ilmu. Tahun ini, sekitar 299 mahasiswa baru Indonesia akan berangkat ke Rusia untuk melanjutkan studi.

Ia menerangkan bahwa mayoritas mahasiswa tersebut mendapatkan beasiswa dari Pusat Kebudayaan Rusia (PKR) yang mencakup biaya kuliah dan tunjangan bulanan. Namun, dukungan tersebut belum sepenuhnya mampu menutup kebutuhan hidup sehari-hari mahasiswa.

“Karena itu, hadirnya Beasiswa BAZNAS mulai tahun kemarin dan tahun kedua ini saya kira menjadi harapan yang sangat membantu bagi mahasiswa-mahasiswa kita yang berada di Rusia. Beasiswa ini betul-betul memberikan optimisme bagi mahasiswa kita di Rusia untuk lebih fokus meningkatkan studinya,” ujarnya.

Khoirul juga menyampaikan apresiasi kepada BAZNAS atas kepeduliannya terhadap mahasiswa Indonesia di Rusia, seraya berharap jumlah penerima maupun nilai beasiswa dapat terus meningkat di tahun-tahun mendatang.

Pada kesempatan yang sama, Deputi II BAZNAS RI, Dr. H. M. Imdadun Rahmat, M.Si., menambahkan program BCB Rusia bukan hanya memberikan bantuan biaya pendidikan, tetapi juga memiliki tujuan strategis. Program ini, katanya, dirancang agar penerimanya kelak bisa keluar dari status mustahik dan menjadi muzaki, sekaligus memberi dampak sosial yang luas.

“Program BCB Rusia merupakan salah satu program beasiswa BAZNAS yang bertujuan untuk mengeluarkan mustahik dari kemiskinan dan menjadi muzaki. Selain itu, nilai lebih dari BCB Rusia adalah bahwa para penerima itu kami yakini mereka adalah orang istimewa yang akan memiliki high social impact yang setelah mereka lulus akan membawa kemanfaatan bagi publik,” jelasnya.

23-09-2025 | Kontributor: Humas BAZNAS
Zawa Funwalk 2025: BAZNAS Hadirkan Produk Mustahik, Bukti Nyata Pemberdayaan Zakat

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menghadirkan berbagai produk hasil pemberdayaan mustahik dalam kegiatan Zawa Funwalk 2025 bertema “Berkah Maulid Berdayakan Umat” yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI di kawasan Car Free Day (CFD) Jakarta, Minggu (21/9/2025).

Melalui booth ZCoffee, BAZNAS membagikan 350 cangkir kopi hasil panen petani binaan, serta mendistribusikan 150 paket ZChicken kepada pengunjung sebagai bentuk sosialisasi program pemberdayaan ekonomi berbasis zakat. Selain itu, BAZNAS juga menyalurkan 100 Paket Logistik Keluarga (PLK) kepada mustahik, berisi bahan pokok seperti beras, gula, minyak goreng, sarden, dan kornet.

Turut hadir Menteri Agama RI, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A, Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH. Noor Achmad MA, jajaran Pimpinan BAZNAS RI Prof. Ir. H. Muhamad Nadratuzzaman Hosen, MS.MEc ,Ph.D., Saidah Sakwan MA, KH. Achmad Sudrajat, Lc, M.A. CFRM., Dirjen Bimas Islam Kemenag RI Prof. Dr. H. Abu Rokhmad, M.Ag., beserta jajaran.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Agama RI Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, menekankan, penguatan zakat dan wakaf akan memberi dampak signifikan terhadap pengentasan kemiskinan.

“Apalagi nanti kalau zakat wakaf itu sudah berdaya, maka sudah tidak ada lagi orang-orang miskin di Indonesia,” ungkapnya.

Menurutnya, penguatan zakat dan wakaf bukan hanya kewajiban keagamaan, melainkan juga strategi pemberdayaan ekonomi umat. “Insya Allah ke depan bapak-ibu sekalian, carilah kiat-kiat bagaimana menampung zakat, bagaimana menampung wakaf produktif ini,” kata Menag.

Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA, menegaskan bahwa partisipasi BAZNAS dalam kegiatan ini bukan sekadar memeriahkan acara, melainkan menjadi bagian dari syiar zakat yang berdampak nyata.

“Kami ingin menunjukkan bahwa zakat bukan hanya ibadah personal, tetapi juga instrumen sosial dan ekonomi yang memberdayakan. Produk-produk yang kami bawa ke CFD ini adalah hasil dari proses panjang pembinaan mustahik,” ujar Kiai Noor.

Menurutnya, Zawa Funwalk menjadi ruang strategis untuk mengenalkan zakat dan wakaf dalam format yang dekat dengan masyarakat, sekaligus mengedukasi publik tentang pentingnya mendukung gerakan zakat produktif.

"Melalui kegiatan ini, syiar zakat dan wakaf diharapkan semakin meluas di tengah dan dapat menjadi penggerak tumbuhnya kesadaran berzakat di kalangan masyarakat Indonesia," ucap Kiai Noor.

Zawa Funwalk 2025 yang diinisiasi oleh Kementerian Agama RI ini menghadirkan berbagai kegiatan, mulai dari hiburan Islami, talkshow edukatif, hingga pameran produk-produk berbasis zakat dan wakaf. Kegiatan yang dihadiri 1.400 peserta ini juga menjadi rangkaian dari peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw 1447 H/2026 M.

22-09-2025 | Kontributor: Humas BAZNAS Kota Makassar
BAZNAS dan IDEF Jalin Kerja Sama Strategis untuk Penguatan Ekonomi Syariah

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI melakukan kerja sama dengan Yayasan Lembaga Pengembangan Ekonomi dan Keuangan (IDEF) dalam rangka memperkuat pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.

Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara kedua pihak yang dilaksanakan dalam rangkaian acara Tasyakuran Milad Satu Tahun Center for Sharia Economic Development (CSED) di Gedung Nurcholish Madjid, Universitas Paramadina, Jakarta Timur, Kamis (18/9/2025).

Turut hadir Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH. Noor Achmad MA., Wakil Ketua BAZNAS RI H. Mo Mahdum, jajaran Pimpinan BAZNAS RI, Rektor Universitas Paramadina Prof. Didik J. Rachbini, Ketua CSED-INDEF Prof. Nur Hidayah, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag RI Prof. Waryono Abdul Ghofur, Pendiri IDEF Fadhil Hasan, Direktur KNEKS, para akademisi, dan peneliti.

Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., menegaskan, kerja sama ini menjadi tonggak penting dalam menjadikan zakat sebagai instrumen pemberdayaan ekonomi umat.

“BAZNAS berkomitmen menjadikan zakat bukan hanya sebagai kewajiban ibadah, tetapi juga sebagai instrumen ekonomi yang mampu menumbuhkan kesejahteraan masyarakat. Kolaborasi dengan IDEF akan memperluas langkah strategis ini,” ujar Kiai Noor.

Kiai Noor menambahkan, sinergi dengan berbagai pihak, termasuk lembaga pendidikan dan keuangan, menjadi kunci dalam menghadapi tantangan ekonomi global.

“Peningkatan kapasitas ekonomi syariah memerlukan kerja sama lintas sektor. Universitas, lembaga keuangan, dan BAZNAS dapat saling melengkapi,” ungkapnya.

Menurutnya, “Keterlibatan banyak pihak menjadi modal penting dalam memperkuat gerakan ekonomi syariah. Inilah yang membuat BAZNAS semakin siap menghadapi dinamika global.”

Kiai Noor berharap, kolaborasi strategis ini mampu memperluas dampak zakat dalam menjawab tantangan ekonomi masa depan.

Sementara itu, Prof. Didik J. Rachbini menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam memperkuat literasi dan riset ekonomi syariah.

“Universitas memiliki peran strategis sebagai pusat riset. Melalui sinergi dengan BAZNAS dan IDEF, kami ingin mendorong inovasi kebijakan yang adaptif dan berdampak langsung pada masyarakat,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Pendiri IDEF Fadhil Hasan berharap kerja sama ini menghasilkan program konkret yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

“Kami ingin memastikan MOU ini memberi manfaat nyata. Fokus kami adalah menghadirkan solusi ekonomi syariah yang bisa dirasakan langsung oleh umat,” jelasnya.

19-09-2025 | Kontributor: Badal Awan
Kolaborasi BAZNAS RI dan Kemenko PM Wujudkan 1.001 Titik Pemberdayaan Berbasis Kawasan

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI melalui program Zmart, turut mendukung peluncuran Aktivasi 1.001 Titik Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Kawasan se-Nusantara yang diinisiasi Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM), yang resmi dimulai di Kawasan Produksi Widuri, Kendal, Jawa Tengah, Rabu (17/9/2025).

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari Program Pemerintah yang dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat dalam rangka memperkuat pemberdayaan masyarakat berbasis kawasan di seluruh Indonesia.

Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Dr. (H.C.) Muhaimin Iskandar, Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA, Bupati Kendal Hj. Dyah Kartika Permanasari, S.E., M.M., Deputi II Kemenko PM Prof. Dr. Ir. R. Nunung Nuryartono, M.Si., Kepala Divisi Penguatan Pendistribusiaan dan Pedayagunaan BAZNAS Provinsi, Kab/Kota Iqbal Rachmat, serta sejumlah perwakilan lembaga mitra.

Dalam sambutannya, Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA, menegaskan komitmen BAZNAS untuk mendukung penuh program pemerintah dalam memperkuat pemberdayaan masyarakat berbasis Kawasan, termasuk Program Aktivasi 1.001 Titik Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Kawasan se-Nusantara.

Ia menambahkan, dalam implementasinya terdapat tujuh mitra strategis yang berkontribusi, termasuk BAZNAS. “Partisipasi BAZNAS dalam program ini difokuskan pada penguatan ekonomi mustahik melalui Program ZMart, yang tidak hanya memberi modal usaha, tetapi juga pendampingan berkelanjutan," jelas Kiai Noor.

“BAZNAS percaya bahwa zakat memiliki potensi besar untuk menjadi penggerak perubahan sosial-ekonomi. Kami berharap, langkah ini menjadi penguat ekonomi masyarakat dan berkontribusi terhadap pencapaian tujuan pembangunan nasional,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar menyampaikan apresiasi kepada BAZNAS, lembaga filantropi, dan para penggerak kawasan yang telah berperan aktif menghidupkan ekosistem pemberdayaan desa.

"Keberhasilan tidak mungkin dicapai tanpa membangun ekosistem kolaborasi yang produktif secara terus-menerus. Apa yang kita jadikan pilot project hari ini merupakan pematangan dari seluruh rangkaian perjuangan, baik yang dilakukan pemerintah maupun non-pemerintah,” kata Muhaimin.

Ia menambahkan, kerja sama lintas sektor menjadi bukti nyata lahirnya kolaborasi produktif dalam pemberdayaan masyarakat desa. "Inilah ekosistem yang harus terus kita bangun bersama,” ujarnya.

Sebagai Menko PM, Muhaimin menegaskan kesiapannya mendukung seluruh gerakan pemberdayaan yang melibatkan berbagai pihak. “Harapan kita, ekosistem pemberdayaan ini dapat tumbuh dan berkembang di masyarakat desa, memberikan manfaat yang berkelanjutan,” ucapnya.

Zmart BAZNAS adalah program pemberdayaan ekonomi yang dikembangkan BAZNAS untuk meningkatkan skala usaha warung dan toko kecil milik mustahik (penerima zakat), dengan memberikan modal, pendampingan, dan pelatihan agar usaha mustahik dapat berkembang, meningkatkan pendapatan, dan pada akhirnya bisa menjadi muzaki (pemberi zakat).

18-09-2025 | Kontributor: Badal Awan
BAZNAS RI Dorong Pemberdayaan Umat lewat Penguatan Ekonomi Sosial Islam

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI mendorong pemberdayaan umat melalui penguatan ekonomi sosial Islam. Program-program yang dijalankan tidak hanya berfokus pada penyaluran zakat, infak, dan sedekah, tetapi juga diarahkan untuk menciptakan kemandirian ekonomi masyarakat guna mendukung pembangunan ekonomi umat Islam di Indonesia.

Hal itu disampaikan Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Hj. Saidah Sakwan, MA. saat menjadi narasumber dalam kegiatan Diklat Kristologi dan Dakwah Pembentengan Aqidah Islam melalui Pemberdayaan Kesejahteraan Ekonomi Umat, Rabu (17/09/2025) di Aula Buya Hamka Lt.4, Gd. MUI Pusat, Jakarta.

Dalam pemaparannya, Pimpinan BAZNAS RI Saidah Sakwan, MA, menjelaskan bahwa zakat tidak hanya berfungsi sebagai instrumen ibadah, tetapi juga menjadi kekuatan produktif dalam pengentasan kemiskinan. Menurutnya, zakat dapat menggerakkan sektor riil sekaligus memperkuat keuangan syariah.

"Data menunjukkan, potensi zakat nasional mencapai Rp327 triliun. Angka fantastis ini terdiri dari zakat pertanian, peternakan, tabungan, pendapatan, hingga zakat badan usaha. Jika dikelola secara optimal, zakat diyakini mampu menjadi motor penggerak ekonomi umat dan menekan angka kesenjangan sosial," kata Saidah.

Meski begitu, menurut Saidah, tantangan masih membayangi. Kurangnya literasi zakat, dan belum optimalnya pemanfaatan teknologi menjadi hambatan yang harus segera diatasi. Selain itu, juga perlu adanya penguatan koordinasi antar pemangku kepentingan zakat.

"Dengan populasi muslim terbesar di dunia, serta gelar sebagai negara paling dermawan, potensi zakat dapat dikembangkan untuk memperkuat ekosistem ekonomi syariah. Hadirnya World Zakat and Waqf Forum juga memperkuat posisi Indonesia sebagai inisiator gerakan zakat global," ujarnya.

Saidah menegaskan, pemberdayaan umat dilakukan melalui tiga tahapan. Pertama, pemberdayaan sosial yang menyasar kebutuhan dasar, darurat, dan lanjutan masyarakat miskin.

"Kedua, pemberdayaan ekonomi yang memberikan akses modal, produksi, dan pasar. Ketiga, pemberdayaan dakwah/advokasi untuk memperjuangkan kebijakan publik yang berpihak pada rakyat kecil," ujarnya.

Untuk itu, dalam hal pemberdayaan kesejahteraan ekonomi umat, menurut Saidah, BAZNAS hadir untuk masyarakat melalui berbagai program pendistribusian dan pendayagunaan, di antaranya program-program yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi, pemberdayaan sosial, maupun pemberdayaan dakwah dan advokasi.

"Bersama MUI, BAZNAS mengajak semua pihak, di antaranya organisasi masyarakat keagamaan, untuk dapat berkontribusi dan berkolaborasi nyata dalam masifnya dakwah zakat di Indonesia. BAZNAS berkomitmen untuk terus menjadi lembaga utama dalam menyejahterakan umat," kata Saidah

18-09-2025 | Kontributor: Badal Awan
Pimpinan BAZNAS RI Paparkan Pentingnya Pola Pikir Tepat dalam Pengelolaan Zakat

Pimpinan BAZNAS RI Bidang Transformasi Digital Nasional, Prof. Ir. Nadratuzzaman Hosen, MS., M.Ec., Ph.D., menekankan pentingnya membangun pola pikir yang tepat dalam pengelolaan zakat. Pola pikir dinilai berperan besar dalam menentukan strategi, kebijakan, hingga dampak zakat bagi masyarakat.

Hal tersebut mengemuka dalam forum Management Upgrade dengan tema "Tujuh Gaya berpikir" yang diselenggarakan oleh Pusdiklat di Gedung BAZNAS RI, Jakarta, dan disiarkan melalui kanal YouTube BAZNAS TV pada Rabu (3/9/2025). Hadir sebagai narasumber Pimpinan BAZNAS RI Bidang Transformasi Digital Nasional, Prof. Ir. Nadratuzzaman Hosen, MS., M.Ec., Ph.D., serta diikuti oleh para amil dari BAZNAS provinsi, kabupaten, dan kota seluruh Indonesia.

“Kita menyadari bersama bahwa cara atau pola berpikir itu penting. Ada pola-pola berpikir yang relevan, baik dalam dunia ilmiah maupun dalam konteks zakat. Cara berpikir inilah yang memengaruhi perilaku dan keputusan, termasuk dalam merespons situasi ekonomi, strategi penghimpunan zakat, hingga prioritas pendistribusian,” ujar Nadratuzzaman.

Ia menyebut, ada tujuh pola berpikir yang relevan untuk dipraktikkan, yakni critical thinking, analytical thinking, abstract thinking, creative thinking, concrete thinking, convergent thinking, dan divergent thinking. Setiap pola berpikir, kata dia, dapat menjadi instrumen penting dalam menyusun strategi yang tepat bagi lembaga maupun individu.

Berpikir kritis, menurutnya, menjadi salah satu aspek mendasar yang juga dianjurkan dalam Al-Qur’an. “Dalam Surah Ali Imran disebutkan bahwa manusia diajak berpikir kritis, mempertanyakan segala sesuatu, dan mencari bukti sebelum mengambil keputusan,” jelasnya.

Namun, ia mengatakan, budaya berpikir kritis sering dianggap oleh sebagian orang mengganggu, baik di lingkungan kerja maupun sosial. “Padahal, justru melalui kritik yang sehat, BAZNAS bisa memperbaiki strategi penghimpunan zakat dan meningkatkan kepercayaan publik,” tambahnya.

Selain itu, kata Nadratuzzaman, analytical thinking atau berpikir analitis sangat dibutuhkan dalam mengurai persoalan pengelolaan yang kompleks menjadi bagian kecil. Menurutnya, pola ini dibutuhkan dalam pengelolaan zakat agar keputusan diambil berbasis data dan analisis sebab-akibat.

Sementara itu, lanjut Nadratuzzaman, abstract thinking juga diperlukan untuk membaca tren zakat ke depan. “Dengan pandangan abstrak, BAZNAS dapat merancang program jangka panjang yang relevan dengan perubahan zaman,” ujarnya.

Dalam hal inovasi, ia menekankan perlunya creative thinking. “Lembaga atau organisasi harus menumbuhkan iklim kreatif agar menghasilkan terobosan nyata, bukan sekadar mengikuti pola lama,” tegas Nadratuzzaman.

Ia juga menyoroti concrete thinking yang berfokus pada capaian jangka pendek. Contohnya, BAZNAS menetapkan minimal 80 persen dana zakat yang dihimpun harus segera disalurkan setiap tahun. “Itu orientasi konkret yang memastikan zakat segera dirasakan manfaatnya,” jelasnya.

Sementara itu, kata dia, convergent thinking diperlukan dalam pengambilan keputusan strategis. “Pemimpin BAZNAS harus bisa memilih opsi terbaik di antara banyak alternatif, dengan mempertimbangkan plus minusnya. Ini agar keputusan benar-benar efektif,” tambahnya.

Terakhir, ia menyampaikan, divergent thinking atau berpikir divergen dipandang penting sebagai pemicu inovasi, meskipun lemah dalam eksekusi. “Pemikir divergen kaya ide, dan ide itu tetap berharga. Yang dibutuhkan kemudian adalah eksekutor yang mampu mewujudkannya,” ungkapnya.

Selain tujuh pola berpikir tersebut, Nadratuzzaman mengaitkan istilah ilmiah seperti postulat, aksioma, dalil, teori, asumsi, paradigma, dan mindset dengan pengelolaan zakat. Menurutnya, jika cara berpikir ilmiah ini dipadukan dengan nilai-nilai syariah, zakat tidak hanya dipandang sebagai kewajiban ibadah, tetapi juga instrumen pembangunan nasional.

"Perbedaan- perbedaan diantara kita ini mempengaruhi cara berpikir kita semua. Sekarang, bagaimana kita bisa memanfaatkan perbedaan tersebut di tempat yang tepat," ucapnya.

05-09-2025 | Kontributor: Badal Awan
Peringati HUT Ke-80 RI, BAZNAS Perkuat Komitmen Persatuan dan Kedaulatan Bangsa

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI memperkuat komitmennya untuk terus menjaga persatuan dan kedaulatan bangsa melalui peningkatan kinerja BAZNAS yang berlandaskan prinsip 3A, yakni Aman Syari, Aman Regulasi, dan Aman NKRI.

Hal tersebut mengemuka pada Upacara Peringatan HUT Ke-80 RI yang digelar di halaman Gedung BAZNAS RI yang berlangsung khidmat, di Jakarta, Minggu (17/8/2025).

Bertindak sebagai Inspektur Upacara Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA. Turut hadir jajaran Pimpinan BAZNAS RI, Deputi BAZNAS RI, Sestama BAZNAS RI, jajaran Persatuan Istri Amil (PIA) BAZNAS RI, serta amilin amilat keluarga besar BAZNAS RI.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA. menegaskan, tanggung jawab besar BAZNAS dalam menjaga persatuan dan kedaulatan bangsa bersama pemerintah dalam rangka mensejahterakan umat.

"Mari kita maknai peringatan ini sebagai kekuatan bersama mengambil tema yang dicanangkan pemerintah yaitu Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera Indonesia Maju," kata Kiai Noor.

Kiai Noor menjelaskan, melalui tema tersebut, BAZNAS berkomitmen untuk menjadi perekat bangsa dengan program-program yang dilaksanakan.

"Dengan tema tersebut, mari kita jadikan sebagai kekuatan bagi kita sendiri bagaimana memperkuat BAZNAS dan seluruh keluarga BAZNAS di seluruh Indonesia sekaligus menjadikan BAZNAS yang berdaulat, menjadikan BAZNAS yang kuat menjadikan BAZNAS sebagai lembaga pemerintahan non struktural yang mempunyai kekuatan untuk berkiprah di negeri ini," ujar Kiai Noor.

Oleh karena itu, lanjut Kiai Noor, apabila Indonesia menjadi bagian dari negara-negara maju di dunia, maka dia berharap hal itu merupakan bagian dari peran BAZNAS.

Selain membangun kekuatan bersama, Kiai Noor berpesan untuk tidak terpengaruh dengan orang-orang yang mencoba melemahkan BAZNAS di seluruh Indonesia.

Karenanya, itu menjadi tanggung jawab bersama agar BAZNAS seluruh Indonesia dapat bersatu dan berdaulat.

"Maka dari itu, selalu saya tegaskan jangan sampai kita terpengaruh oleh orang-orang yang ingin melemahkan BAZNAS," jelas Kiai Noor.

"Kita harus menjaga persatuan dan kedaulatan BAZNAS maka kita harus terus berkarya dalam rangka untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia," imbuh Kiai Noor.

17-08-2025 | Kontributor: Badal Awan
BAZNAS Bersama Wamenlu RI Bahas Strategi Pengiriman Bantuan untuk Palestina di Tengah Gencatan Senjata

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI mengadakan pertemuan dengan Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Anis Matta, untuk membahas strategi penyaluran bantuan kemanusiaan bagi Palestina. Pertemuan ini dilakukan setelah tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Palestina dan Israel.

Dalam kesempatan itu, BAZNAS menyampaikan bahwa mereka telah menyalurkan bantuan kemanusiaan senilai Rp120 miliar untuk rakyat Palestina. Bantuan ini telah menjangkau 407.350 penerima manfaat dan terus bertambah.

Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., menjelaskan bahwa BAZNAS siap mendukung rekonstruksi di Palestina dengan membangun fasilitas seperti Rumah Sakit Indonesia, masjid, dan sekolah.

"Kami berencana mendukung rekonstruksi di Palestina dengan membangun rumah sakit Indonesia, masjid, dan sekolah. Kamu berharap, Bapak Presiden dan Menteri Luar Negeri dapat melakukan peletakan batu pertama sebagai simbol solidaritas bangsa Indonesia," ujar Kiai Noor Di jakarta beberapa waktu lalu.

Kiai Noor menegaskan komitmen BAZNAS sebagai penghubung antara masyarakat Indonesia dan warga Palestina melalui kerjasama dengan mitra internasional, strategi penyaluran yang disesuaikan, serta pemanfaatan teknologi.

“Dalam menyalurkan amanah donasi kepada masyarakat di Palestina, BAZNAS menyalurkan melalui beberapa jalur-jalur distribusi yang aman, cepat, dan tepat sasaran setidaknya melalui e metode diantaranya penyaluran langsung, penyaluran melalui mitra non-palestina, dan penyaluran melalui mitra lokal Gaza," ucap Kiai Noor.

"Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Indonesia atas kepercayaan dan keperdulian yang telah diberikan. Semoga Allah SWT membalas kebaikan ini dengan keberkahan yang berlipat ganda, serta menjadikan amal ini sebagai penolong kita di dunia dan akhirat," katanya.

Sementar itu, Wamenlu RI, Anis Matta, menyebut gencatan senjata di Gaza sebagai momentum tepat untuk mengoptimalkan penyaluran bantuan kemanusiaan agar rakyat Palestina tetap bertahan dalam perjuangan kemerdekaan mereka.

“Saya bersyukur Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) segera merespons undangan untuk membahas sinergi penyaluran bantuan kemanusiaan dari Indonesia ke Palestina agar lebih efektif dan terkoordinasi baik".

Anis juga memberikan apresiasi kepada BAZNAS dan MUI yang konsisten menjadi penghubung bantuan kemanusiaan dari Indonesia.

"Terima kasih kepada Ketua BAZNAS Bapak Prof. Dr. KH Noor Achmad, MA, dan Wakil Ketua MUI Dr. KH Marsudi Syuhud, MM, yang hadir langsung dalam pertemuan tadi," ucapnya.

Selain itu, pertemuan ini turut dihadiri oleh Pimpinan Bidang Koordinasi Nasional KH Acmad Sudrajat, Lc., MA., CFRM; Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pengumpulan H. Rizaludin Kurniawan, S.Ag., M.Si., CFRM; Deputi I H. Arifin Purwakananta; Deputi II Dr. H. M. Imdadun Rahmat, M.Si.; Direktur Timur Tengah Ahrul Tsani; Direktur HAMK Indah Nuria Savitri; serta Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional MUI Drs. Bunyan Saptomo, M.A.

Kontributor : Amat Setiawan

Editor: Ayu Rachmaningtyas

22-01-2025 | Kontributor: Humas BAZNAS Kota Makassar
Penyusunan Renja dan RKAT 2024

Kegiatan pendampingan dan penyusunan Renja dan RKAT 2024 oleh BAZNAS Provinsi Sulawesi Selatan yang berlangsung pada tanggal 06 - 08 Desember 2023 di Hotel Remcy Panakkukang.

Narasumber yang dihadirkan langsung dari BAZNAS RI, yakni dari direktur perencanaan ZIS dan DSKL serta Kepala Devisi RKAT dalam mengisi acara tersebut sangat mengapresiasi baznas kab/kota yang sangat gigih untuk melakukan pelatihan yang sempat beberapa kali tertunda, Tuturnya.

Kegiatan ini diikuti oleh Bapak Ahmad Taslim (Waka 1), Bapak Abd. Jurlan (Waka 2), Bapak Waspada Santing (Waka 3) serta para kepala bagian dari unsur pelaksana BAZNAS Kota Makassar.

07-12-2023 | Kontributor: Astin Setiawan
Pimpinan BAZNAS Kota Makassar Menghadiri RAKORDA BAZNAS Sulawesi Selatan

Pimpinan BAZNAS Kota Makassar menghadiri Rakorda BAZNAS Se-Provinsi Sulawesi Selatan yang berlangsung pada 12 s.d 14 September 2022 di Hotel Travellers Phinisi Makassar

14-09-2022 | Kontributor: Badal Awan
Tingkatkan Kualitas Pendidikan, BAZNAS Luncurkan Beasiswa Cendekia BAZNAS Rusia Tahun 2025
Tingkatkan Kualitas Pendidikan, BAZNAS Luncurkan Beasiswa Cendekia BAZNAS Rusia Tahun 2025
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI resmi meluncurkan Program Beasiswa Cendekia BAZNAS (BCB) Rusia Tahun 2025 sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan generasi muda Indonesia di luar negeri, menguatkan program Asta Cita Presiden RI dan Indonesia Emas 2045. Acara yang digelar secara daring pada Senin (22/9/2025) ini dihadiri Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Moskow, Prof. Dr. Khoirul Rosyadi, S.S., M.Si., Ph.D., serta Deputi II BAZNAS RI, Dr. HM. Imdadun Rahmat, M.Si. Turut hadir Duta Besar Rusia untuk Indonesia, H.E. Sergei Gennadievich Tolchenov, serta para penerima Beasiswa Cendekia BAZNAS Rusia. Dalam sambutannya, Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., menyampaikan bahwa beasiswa ini merupakan bagian dari upaya BAZNAS dalam meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia, sekaligus memajukan umat. “Apa yang kita lakukan adalah dalam rangka untuk meningkatkan kualitas masyarakat kita Indonesia yang bertujuan untuk memajukan umat ke depan. Jadi jelas bahwa yang kita lakukan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat luas, bagi umat,” ujar Kiai Noor. Kiai Noor menegaskan, BAZNAS berkomitmen menjaga keberlanjutan program ini agar terus berjalan di tahun-tahun mendatang. Kiai Noor mengungkapkan bahwa mahasiswa Indonesia di Rusia memiliki potensi besar yang perlu terus didukung. “Artinya ada keberlanjutan. Tadi kami sudah berdiskusi dengan Bu Saidah Sakwan bahwa ini tidak akan berhenti di sini, tapi akan terus, kita akan menggali lebih banyak lagi, karena ternyata anak-anak kita di Rusia ini hebat-hebat semua,” jelasnya. Lebih jauh, ia berharap mahasiswa maupun alumni penerima BCB Rusia dapat membentuk Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di Rusia. Menurutnya, hal itu bisa menjadi sarana berkelanjutan untuk mendukung generasi penerima beasiswa berikutnya. “Jadi itu saya kira akan terus berlanjut, di samping kami juga akan terus memberikan beasiswa ini, tetapi juga lulusan-lulusan yang sudah bekerja dan sudah bisa memberikan zakat, infak, dan sedekah, bisa dimanfaatkan untuk mahasiswa di Rusia,” tambahnya. Sementara itu, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Moskow, Prof. Dr. Khoirul Rosyadi, menjelaskan bahwa saat ini terdapat sekitar 500–700 mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di Rusia dalam berbagai disiplin ilmu. Tahun ini, sekitar 299 mahasiswa baru Indonesia akan berangkat ke Rusia untuk melanjutkan studi. Ia menerangkan bahwa mayoritas mahasiswa tersebut mendapatkan beasiswa dari Pusat Kebudayaan Rusia (PKR) yang mencakup biaya kuliah dan tunjangan bulanan. Namun, dukungan tersebut belum sepenuhnya mampu menutup kebutuhan hidup sehari-hari mahasiswa. “Karena itu, hadirnya Beasiswa BAZNAS mulai tahun kemarin dan tahun kedua ini saya kira menjadi harapan yang sangat membantu bagi mahasiswa-mahasiswa kita yang berada di Rusia. Beasiswa ini betul-betul memberikan optimisme bagi mahasiswa kita di Rusia untuk lebih fokus meningkatkan studinya,” ujarnya. Khoirul juga menyampaikan apresiasi kepada BAZNAS atas kepeduliannya terhadap mahasiswa Indonesia di Rusia, seraya berharap jumlah penerima maupun nilai beasiswa dapat terus meningkat di tahun-tahun mendatang. Pada kesempatan yang sama, Deputi II BAZNAS RI, Dr. H. M. Imdadun Rahmat, M.Si., menambahkan program BCB Rusia bukan hanya memberikan bantuan biaya pendidikan, tetapi juga memiliki tujuan strategis. Program ini, katanya, dirancang agar penerimanya kelak bisa keluar dari status mustahik dan menjadi muzaki, sekaligus memberi dampak sosial yang luas. “Program BCB Rusia merupakan salah satu program beasiswa BAZNAS yang bertujuan untuk mengeluarkan mustahik dari kemiskinan dan menjadi muzaki. Selain itu, nilai lebih dari BCB Rusia adalah bahwa para penerima itu kami yakini mereka adalah orang istimewa yang akan memiliki high social impact yang setelah mereka lulus akan membawa kemanfaatan bagi publik,” jelasnya.

23-09-2025 | Humas BAZNAS

Zawa Funwalk 2025: BAZNAS Hadirkan Produk Mustahik, Bukti Nyata Pemberdayaan Zakat
Zawa Funwalk 2025: BAZNAS Hadirkan Produk Mustahik, Bukti Nyata Pemberdayaan Zakat
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menghadirkan berbagai produk hasil pemberdayaan mustahik dalam kegiatan Zawa Funwalk 2025 bertema “Berkah Maulid Berdayakan Umat” yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI di kawasan Car Free Day (CFD) Jakarta, Minggu (21/9/2025). Melalui booth ZCoffee, BAZNAS membagikan 350 cangkir kopi hasil panen petani binaan, serta mendistribusikan 150 paket ZChicken kepada pengunjung sebagai bentuk sosialisasi program pemberdayaan ekonomi berbasis zakat. Selain itu, BAZNAS juga menyalurkan 100 Paket Logistik Keluarga (PLK) kepada mustahik, berisi bahan pokok seperti beras, gula, minyak goreng, sarden, dan kornet. Turut hadir Menteri Agama RI, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A, Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH. Noor Achmad MA, jajaran Pimpinan BAZNAS RI Prof. Ir. H. Muhamad Nadratuzzaman Hosen, MS.MEc ,Ph.D., Saidah Sakwan MA, KH. Achmad Sudrajat, Lc, M.A. CFRM., Dirjen Bimas Islam Kemenag RI Prof. Dr. H. Abu Rokhmad, M.Ag., beserta jajaran. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Agama RI Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, menekankan, penguatan zakat dan wakaf akan memberi dampak signifikan terhadap pengentasan kemiskinan. “Apalagi nanti kalau zakat wakaf itu sudah berdaya, maka sudah tidak ada lagi orang-orang miskin di Indonesia,” ungkapnya. Menurutnya, penguatan zakat dan wakaf bukan hanya kewajiban keagamaan, melainkan juga strategi pemberdayaan ekonomi umat. “Insya Allah ke depan bapak-ibu sekalian, carilah kiat-kiat bagaimana menampung zakat, bagaimana menampung wakaf produktif ini,” kata Menag. Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA, menegaskan bahwa partisipasi BAZNAS dalam kegiatan ini bukan sekadar memeriahkan acara, melainkan menjadi bagian dari syiar zakat yang berdampak nyata. “Kami ingin menunjukkan bahwa zakat bukan hanya ibadah personal, tetapi juga instrumen sosial dan ekonomi yang memberdayakan. Produk-produk yang kami bawa ke CFD ini adalah hasil dari proses panjang pembinaan mustahik,” ujar Kiai Noor. Menurutnya, Zawa Funwalk menjadi ruang strategis untuk mengenalkan zakat dan wakaf dalam format yang dekat dengan masyarakat, sekaligus mengedukasi publik tentang pentingnya mendukung gerakan zakat produktif. "Melalui kegiatan ini, syiar zakat dan wakaf diharapkan semakin meluas di tengah dan dapat menjadi penggerak tumbuhnya kesadaran berzakat di kalangan masyarakat Indonesia," ucap Kiai Noor. Zawa Funwalk 2025 yang diinisiasi oleh Kementerian Agama RI ini menghadirkan berbagai kegiatan, mulai dari hiburan Islami, talkshow edukatif, hingga pameran produk-produk berbasis zakat dan wakaf. Kegiatan yang dihadiri 1.400 peserta ini juga menjadi rangkaian dari peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw 1447 H/2026 M.

22-09-2025 | Humas BAZNAS Kota Makassar

BAZNAS dan IDEF Jalin Kerja Sama Strategis untuk Penguatan Ekonomi Syariah
BAZNAS dan IDEF Jalin Kerja Sama Strategis untuk Penguatan Ekonomi Syariah
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI melakukan kerja sama dengan Yayasan Lembaga Pengembangan Ekonomi dan Keuangan (IDEF) dalam rangka memperkuat pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara kedua pihak yang dilaksanakan dalam rangkaian acara Tasyakuran Milad Satu Tahun Center for Sharia Economic Development (CSED) di Gedung Nurcholish Madjid, Universitas Paramadina, Jakarta Timur, Kamis (18/9/2025). Turut hadir Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH. Noor Achmad MA., Wakil Ketua BAZNAS RI H. Mo Mahdum, jajaran Pimpinan BAZNAS RI, Rektor Universitas Paramadina Prof. Didik J. Rachbini, Ketua CSED-INDEF Prof. Nur Hidayah, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag RI Prof. Waryono Abdul Ghofur, Pendiri IDEF Fadhil Hasan, Direktur KNEKS, para akademisi, dan peneliti. Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., menegaskan, kerja sama ini menjadi tonggak penting dalam menjadikan zakat sebagai instrumen pemberdayaan ekonomi umat. “BAZNAS berkomitmen menjadikan zakat bukan hanya sebagai kewajiban ibadah, tetapi juga sebagai instrumen ekonomi yang mampu menumbuhkan kesejahteraan masyarakat. Kolaborasi dengan IDEF akan memperluas langkah strategis ini,” ujar Kiai Noor. Kiai Noor menambahkan, sinergi dengan berbagai pihak, termasuk lembaga pendidikan dan keuangan, menjadi kunci dalam menghadapi tantangan ekonomi global. “Peningkatan kapasitas ekonomi syariah memerlukan kerja sama lintas sektor. Universitas, lembaga keuangan, dan BAZNAS dapat saling melengkapi,” ungkapnya. Menurutnya, “Keterlibatan banyak pihak menjadi modal penting dalam memperkuat gerakan ekonomi syariah. Inilah yang membuat BAZNAS semakin siap menghadapi dinamika global.” Kiai Noor berharap, kolaborasi strategis ini mampu memperluas dampak zakat dalam menjawab tantangan ekonomi masa depan. Sementara itu, Prof. Didik J. Rachbini menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam memperkuat literasi dan riset ekonomi syariah. “Universitas memiliki peran strategis sebagai pusat riset. Melalui sinergi dengan BAZNAS dan IDEF, kami ingin mendorong inovasi kebijakan yang adaptif dan berdampak langsung pada masyarakat,” katanya. Dalam kesempatan yang sama, Pendiri IDEF Fadhil Hasan berharap kerja sama ini menghasilkan program konkret yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. “Kami ingin memastikan MOU ini memberi manfaat nyata. Fokus kami adalah menghadirkan solusi ekonomi syariah yang bisa dirasakan langsung oleh umat,” jelasnya.

19-09-2025 | Badal Awan

Kolaborasi BAZNAS RI dan Kemenko PM Wujudkan 1.001 Titik Pemberdayaan Berbasis Kawasan
Kolaborasi BAZNAS RI dan Kemenko PM Wujudkan 1.001 Titik Pemberdayaan Berbasis Kawasan
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI melalui program Zmart, turut mendukung peluncuran Aktivasi 1.001 Titik Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Kawasan se-Nusantara yang diinisiasi Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM), yang resmi dimulai di Kawasan Produksi Widuri, Kendal, Jawa Tengah, Rabu (17/9/2025).Kegiatan tersebut merupakan bagian dari Program Pemerintah yang dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat dalam rangka memperkuat pemberdayaan masyarakat berbasis kawasan di seluruh Indonesia. Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Dr. (H.C.) Muhaimin Iskandar, Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA, Bupati Kendal Hj. Dyah Kartika Permanasari, S.E., M.M., Deputi II Kemenko PM Prof. Dr. Ir. R. Nunung Nuryartono, M.Si., Kepala Divisi Penguatan Pendistribusiaan dan Pedayagunaan BAZNAS Provinsi, Kab/Kota Iqbal Rachmat, serta sejumlah perwakilan lembaga mitra.Dalam sambutannya, Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA, menegaskan komitmen BAZNAS untuk mendukung penuh program pemerintah dalam memperkuat pemberdayaan masyarakat berbasis Kawasan, termasuk Program Aktivasi 1.001 Titik Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Kawasan se-Nusantara. Ia menambahkan, dalam implementasinya terdapat tujuh mitra strategis yang berkontribusi, termasuk BAZNAS. “Partisipasi BAZNAS dalam program ini difokuskan pada penguatan ekonomi mustahik melalui Program ZMart, yang tidak hanya memberi modal usaha, tetapi juga pendampingan berkelanjutan," jelas Kiai Noor.“BAZNAS percaya bahwa zakat memiliki potensi besar untuk menjadi penggerak perubahan sosial-ekonomi. Kami berharap, langkah ini menjadi penguat ekonomi masyarakat dan berkontribusi terhadap pencapaian tujuan pembangunan nasional,” ujarnya.Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar menyampaikan apresiasi kepada BAZNAS, lembaga filantropi, dan para penggerak kawasan yang telah berperan aktif menghidupkan ekosistem pemberdayaan desa."Keberhasilan tidak mungkin dicapai tanpa membangun ekosistem kolaborasi yang produktif secara terus-menerus. Apa yang kita jadikan pilot project hari ini merupakan pematangan dari seluruh rangkaian perjuangan, baik yang dilakukan pemerintah maupun non-pemerintah,” kata Muhaimin.Ia menambahkan, kerja sama lintas sektor menjadi bukti nyata lahirnya kolaborasi produktif dalam pemberdayaan masyarakat desa. "Inilah ekosistem yang harus terus kita bangun bersama,” ujarnya.Sebagai Menko PM, Muhaimin menegaskan kesiapannya mendukung seluruh gerakan pemberdayaan yang melibatkan berbagai pihak. “Harapan kita, ekosistem pemberdayaan ini dapat tumbuh dan berkembang di masyarakat desa, memberikan manfaat yang berkelanjutan,” ucapnya.Zmart BAZNAS adalah program pemberdayaan ekonomi yang dikembangkan BAZNAS untuk meningkatkan skala usaha warung dan toko kecil milik mustahik (penerima zakat), dengan memberikan modal, pendampingan, dan pelatihan agar usaha mustahik dapat berkembang, meningkatkan pendapatan, dan pada akhirnya bisa menjadi muzaki (pemberi zakat).

18-09-2025 | Badal Awan

BAZNAS RI Dorong Pemberdayaan Umat lewat Penguatan Ekonomi Sosial Islam
BAZNAS RI Dorong Pemberdayaan Umat lewat Penguatan Ekonomi Sosial Islam
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI mendorong pemberdayaan umat melalui penguatan ekonomi sosial Islam. Program-program yang dijalankan tidak hanya berfokus pada penyaluran zakat, infak, dan sedekah, tetapi juga diarahkan untuk menciptakan kemandirian ekonomi masyarakat guna mendukung pembangunan ekonomi umat Islam di Indonesia.Hal itu disampaikan Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Hj. Saidah Sakwan, MA. saat menjadi narasumber dalam kegiatan Diklat Kristologi dan Dakwah Pembentengan Aqidah Islam melalui Pemberdayaan Kesejahteraan Ekonomi Umat, Rabu (17/09/2025) di Aula Buya Hamka Lt.4, Gd. MUI Pusat, Jakarta.Dalam pemaparannya, Pimpinan BAZNAS RI Saidah Sakwan, MA, menjelaskan bahwa zakat tidak hanya berfungsi sebagai instrumen ibadah, tetapi juga menjadi kekuatan produktif dalam pengentasan kemiskinan. Menurutnya, zakat dapat menggerakkan sektor riil sekaligus memperkuat keuangan syariah."Data menunjukkan, potensi zakat nasional mencapai Rp327 triliun. Angka fantastis ini terdiri dari zakat pertanian, peternakan, tabungan, pendapatan, hingga zakat badan usaha. Jika dikelola secara optimal, zakat diyakini mampu menjadi motor penggerak ekonomi umat dan menekan angka kesenjangan sosial," kata Saidah.Meski begitu, menurut Saidah, tantangan masih membayangi. Kurangnya literasi zakat, dan belum optimalnya pemanfaatan teknologi menjadi hambatan yang harus segera diatasi. Selain itu, juga perlu adanya penguatan koordinasi antar pemangku kepentingan zakat. "Dengan populasi muslim terbesar di dunia, serta gelar sebagai negara paling dermawan, potensi zakat dapat dikembangkan untuk memperkuat ekosistem ekonomi syariah. Hadirnya World Zakat and Waqf Forum juga memperkuat posisi Indonesia sebagai inisiator gerakan zakat global," ujarnya.Saidah menegaskan, pemberdayaan umat dilakukan melalui tiga tahapan. Pertama, pemberdayaan sosial yang menyasar kebutuhan dasar, darurat, dan lanjutan masyarakat miskin. "Kedua, pemberdayaan ekonomi yang memberikan akses modal, produksi, dan pasar. Ketiga, pemberdayaan dakwah/advokasi untuk memperjuangkan kebijakan publik yang berpihak pada rakyat kecil," ujarnya.Untuk itu, dalam hal pemberdayaan kesejahteraan ekonomi umat, menurut Saidah, BAZNAS hadir untuk masyarakat melalui berbagai program pendistribusian dan pendayagunaan, di antaranya program-program yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi, pemberdayaan sosial, maupun pemberdayaan dakwah dan advokasi. "Bersama MUI, BAZNAS mengajak semua pihak, di antaranya organisasi masyarakat keagamaan, untuk dapat berkontribusi dan berkolaborasi nyata dalam masifnya dakwah zakat di Indonesia. BAZNAS berkomitmen untuk terus menjadi lembaga utama dalam menyejahterakan umat," kata Saidah

18-09-2025 | Badal Awan

Pimpinan BAZNAS RI Paparkan Pentingnya Pola Pikir Tepat dalam Pengelolaan Zakat
Pimpinan BAZNAS RI Paparkan Pentingnya Pola Pikir Tepat dalam Pengelolaan Zakat
Pimpinan BAZNAS RI Bidang Transformasi Digital Nasional, Prof. Ir. Nadratuzzaman Hosen, MS., M.Ec., Ph.D., menekankan pentingnya membangun pola pikir yang tepat dalam pengelolaan zakat. Pola pikir dinilai berperan besar dalam menentukan strategi, kebijakan, hingga dampak zakat bagi masyarakat. Hal tersebut mengemuka dalam forum Management Upgrade dengan tema "Tujuh Gaya berpikir" yang diselenggarakan oleh Pusdiklat di Gedung BAZNAS RI, Jakarta, dan disiarkan melalui kanal YouTube BAZNAS TV pada Rabu (3/9/2025). Hadir sebagai narasumber Pimpinan BAZNAS RI Bidang Transformasi Digital Nasional, Prof. Ir. Nadratuzzaman Hosen, MS., M.Ec., Ph.D., serta diikuti oleh para amil dari BAZNAS provinsi, kabupaten, dan kota seluruh Indonesia. “Kita menyadari bersama bahwa cara atau pola berpikir itu penting. Ada pola-pola berpikir yang relevan, baik dalam dunia ilmiah maupun dalam konteks zakat. Cara berpikir inilah yang memengaruhi perilaku dan keputusan, termasuk dalam merespons situasi ekonomi, strategi penghimpunan zakat, hingga prioritas pendistribusian,” ujar Nadratuzzaman. Ia menyebut, ada tujuh pola berpikir yang relevan untuk dipraktikkan, yakni critical thinking, analytical thinking, abstract thinking, creative thinking, concrete thinking, convergent thinking, dan divergent thinking. Setiap pola berpikir, kata dia, dapat menjadi instrumen penting dalam menyusun strategi yang tepat bagi lembaga maupun individu. Berpikir kritis, menurutnya, menjadi salah satu aspek mendasar yang juga dianjurkan dalam Al-Qur’an. “Dalam Surah Ali Imran disebutkan bahwa manusia diajak berpikir kritis, mempertanyakan segala sesuatu, dan mencari bukti sebelum mengambil keputusan,” jelasnya. Namun, ia mengatakan, budaya berpikir kritis sering dianggap oleh sebagian orang mengganggu, baik di lingkungan kerja maupun sosial. “Padahal, justru melalui kritik yang sehat, BAZNAS bisa memperbaiki strategi penghimpunan zakat dan meningkatkan kepercayaan publik,” tambahnya. Selain itu, kata Nadratuzzaman, analytical thinking atau berpikir analitis sangat dibutuhkan dalam mengurai persoalan pengelolaan yang kompleks menjadi bagian kecil. Menurutnya, pola ini dibutuhkan dalam pengelolaan zakat agar keputusan diambil berbasis data dan analisis sebab-akibat. Sementara itu, lanjut Nadratuzzaman, abstract thinking juga diperlukan untuk membaca tren zakat ke depan. “Dengan pandangan abstrak, BAZNAS dapat merancang program jangka panjang yang relevan dengan perubahan zaman,” ujarnya. Dalam hal inovasi, ia menekankan perlunya creative thinking. “Lembaga atau organisasi harus menumbuhkan iklim kreatif agar menghasilkan terobosan nyata, bukan sekadar mengikuti pola lama,” tegas Nadratuzzaman. Ia juga menyoroti concrete thinking yang berfokus pada capaian jangka pendek. Contohnya, BAZNAS menetapkan minimal 80 persen dana zakat yang dihimpun harus segera disalurkan setiap tahun. “Itu orientasi konkret yang memastikan zakat segera dirasakan manfaatnya,” jelasnya. Sementara itu, kata dia, convergent thinking diperlukan dalam pengambilan keputusan strategis. “Pemimpin BAZNAS harus bisa memilih opsi terbaik di antara banyak alternatif, dengan mempertimbangkan plus minusnya. Ini agar keputusan benar-benar efektif,” tambahnya. Terakhir, ia menyampaikan, divergent thinking atau berpikir divergen dipandang penting sebagai pemicu inovasi, meskipun lemah dalam eksekusi. “Pemikir divergen kaya ide, dan ide itu tetap berharga. Yang dibutuhkan kemudian adalah eksekutor yang mampu mewujudkannya,” ungkapnya. Selain tujuh pola berpikir tersebut, Nadratuzzaman mengaitkan istilah ilmiah seperti postulat, aksioma, dalil, teori, asumsi, paradigma, dan mindset dengan pengelolaan zakat. Menurutnya, jika cara berpikir ilmiah ini dipadukan dengan nilai-nilai syariah, zakat tidak hanya dipandang sebagai kewajiban ibadah, tetapi juga instrumen pembangunan nasional. "Perbedaan- perbedaan diantara kita ini mempengaruhi cara berpikir kita semua. Sekarang, bagaimana kita bisa memanfaatkan perbedaan tersebut di tempat yang tepat," ucapnya.

05-09-2025 | Badal Awan

Peringati HUT Ke-80 RI, BAZNAS Perkuat Komitmen Persatuan dan Kedaulatan Bangsa
Peringati HUT Ke-80 RI, BAZNAS Perkuat Komitmen Persatuan dan Kedaulatan Bangsa
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI memperkuat komitmennya untuk terus menjaga persatuan dan kedaulatan bangsa melalui peningkatan kinerja BAZNAS yang berlandaskan prinsip 3A, yakni Aman Syari, Aman Regulasi, dan Aman NKRI. Hal tersebut mengemuka pada Upacara Peringatan HUT Ke-80 RI yang digelar di halaman Gedung BAZNAS RI yang berlangsung khidmat, di Jakarta, Minggu (17/8/2025). Bertindak sebagai Inspektur Upacara Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA. Turut hadir jajaran Pimpinan BAZNAS RI, Deputi BAZNAS RI, Sestama BAZNAS RI, jajaran Persatuan Istri Amil (PIA) BAZNAS RI, serta amilin amilat keluarga besar BAZNAS RI. Dalam kesempatan tersebut, Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA. menegaskan, tanggung jawab besar BAZNAS dalam menjaga persatuan dan kedaulatan bangsa bersama pemerintah dalam rangka mensejahterakan umat. "Mari kita maknai peringatan ini sebagai kekuatan bersama mengambil tema yang dicanangkan pemerintah yaitu Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera Indonesia Maju," kata Kiai Noor. Kiai Noor menjelaskan, melalui tema tersebut, BAZNAS berkomitmen untuk menjadi perekat bangsa dengan program-program yang dilaksanakan. "Dengan tema tersebut, mari kita jadikan sebagai kekuatan bagi kita sendiri bagaimana memperkuat BAZNAS dan seluruh keluarga BAZNAS di seluruh Indonesia sekaligus menjadikan BAZNAS yang berdaulat, menjadikan BAZNAS yang kuat menjadikan BAZNAS sebagai lembaga pemerintahan non struktural yang mempunyai kekuatan untuk berkiprah di negeri ini," ujar Kiai Noor. Oleh karena itu, lanjut Kiai Noor, apabila Indonesia menjadi bagian dari negara-negara maju di dunia, maka dia berharap hal itu merupakan bagian dari peran BAZNAS. Selain membangun kekuatan bersama, Kiai Noor berpesan untuk tidak terpengaruh dengan orang-orang yang mencoba melemahkan BAZNAS di seluruh Indonesia. Karenanya, itu menjadi tanggung jawab bersama agar BAZNAS seluruh Indonesia dapat bersatu dan berdaulat. "Maka dari itu, selalu saya tegaskan jangan sampai kita terpengaruh oleh orang-orang yang ingin melemahkan BAZNAS," jelas Kiai Noor. "Kita harus menjaga persatuan dan kedaulatan BAZNAS maka kita harus terus berkarya dalam rangka untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia," imbuh Kiai Noor.

17-08-2025 | Badal Awan

BAZNAS Bersama Wamenlu RI Bahas Strategi Pengiriman Bantuan untuk Palestina di Tengah Gencatan Senjata
BAZNAS Bersama Wamenlu RI Bahas Strategi Pengiriman Bantuan untuk Palestina di Tengah Gencatan Senjata
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI mengadakan pertemuan dengan Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Anis Matta, untuk membahas strategi penyaluran bantuan kemanusiaan bagi Palestina. Pertemuan ini dilakukan setelah tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Palestina dan Israel. Dalam kesempatan itu, BAZNAS menyampaikan bahwa mereka telah menyalurkan bantuan kemanusiaan senilai Rp120 miliar untuk rakyat Palestina. Bantuan ini telah menjangkau 407.350 penerima manfaat dan terus bertambah. Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., menjelaskan bahwa BAZNAS siap mendukung rekonstruksi di Palestina dengan membangun fasilitas seperti Rumah Sakit Indonesia, masjid, dan sekolah. "Kami berencana mendukung rekonstruksi di Palestina dengan membangun rumah sakit Indonesia, masjid, dan sekolah. Kamu berharap, Bapak Presiden dan Menteri Luar Negeri dapat melakukan peletakan batu pertama sebagai simbol solidaritas bangsa Indonesia," ujar Kiai Noor Di jakarta beberapa waktu lalu. Kiai Noor menegaskan komitmen BAZNAS sebagai penghubung antara masyarakat Indonesia dan warga Palestina melalui kerjasama dengan mitra internasional, strategi penyaluran yang disesuaikan, serta pemanfaatan teknologi. “Dalam menyalurkan amanah donasi kepada masyarakat di Palestina, BAZNAS menyalurkan melalui beberapa jalur-jalur distribusi yang aman, cepat, dan tepat sasaran setidaknya melalui e metode diantaranya penyaluran langsung, penyaluran melalui mitra non-palestina, dan penyaluran melalui mitra lokal Gaza," ucap Kiai Noor. "Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Indonesia atas kepercayaan dan keperdulian yang telah diberikan. Semoga Allah SWT membalas kebaikan ini dengan keberkahan yang berlipat ganda, serta menjadikan amal ini sebagai penolong kita di dunia dan akhirat," katanya. Sementar itu, Wamenlu RI, Anis Matta, menyebut gencatan senjata di Gaza sebagai momentum tepat untuk mengoptimalkan penyaluran bantuan kemanusiaan agar rakyat Palestina tetap bertahan dalam perjuangan kemerdekaan mereka. “Saya bersyukur Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) segera merespons undangan untuk membahas sinergi penyaluran bantuan kemanusiaan dari Indonesia ke Palestina agar lebih efektif dan terkoordinasi baik". Anis juga memberikan apresiasi kepada BAZNAS dan MUI yang konsisten menjadi penghubung bantuan kemanusiaan dari Indonesia. "Terima kasih kepada Ketua BAZNAS Bapak Prof. Dr. KH Noor Achmad, MA, dan Wakil Ketua MUI Dr. KH Marsudi Syuhud, MM, yang hadir langsung dalam pertemuan tadi," ucapnya. Selain itu, pertemuan ini turut dihadiri oleh Pimpinan Bidang Koordinasi Nasional KH Acmad Sudrajat, Lc., MA., CFRM; Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pengumpulan H. Rizaludin Kurniawan, S.Ag., M.Si., CFRM; Deputi I H. Arifin Purwakananta; Deputi II Dr. H. M. Imdadun Rahmat, M.Si.; Direktur Timur Tengah Ahrul Tsani; Direktur HAMK Indah Nuria Savitri; serta Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional MUI Drs. Bunyan Saptomo, M.A. Kontributor : Amat Setiawan Editor: Ayu Rachmaningtyas

22-01-2025 | Humas BAZNAS Kota Makassar

Penyusunan Renja dan RKAT 2024
Penyusunan Renja dan RKAT 2024
Kegiatan pendampingan dan penyusunan Renja dan RKAT 2024 oleh BAZNAS Provinsi Sulawesi Selatan yang berlangsung pada tanggal 06 - 08 Desember 2023 di Hotel Remcy Panakkukang. Narasumber yang dihadirkan langsung dari BAZNAS RI, yakni dari direktur perencanaan ZIS dan DSKL serta Kepala Devisi RKAT dalam mengisi acara tersebut sangat mengapresiasi baznas kab/kota yang sangat gigih untuk melakukan pelatihan yang sempat beberapa kali tertunda, Tuturnya. Kegiatan ini diikuti oleh Bapak Ahmad Taslim (Waka 1), Bapak Abd. Jurlan (Waka 2), Bapak Waspada Santing (Waka 3) serta para kepala bagian dari unsur pelaksana BAZNAS Kota Makassar.

07-12-2023 | Astin Setiawan

Pimpinan BAZNAS Kota Makassar Menghadiri RAKORDA BAZNAS Sulawesi Selatan
Pimpinan BAZNAS Kota Makassar Menghadiri RAKORDA BAZNAS Sulawesi Selatan
Pimpinan BAZNAS Kota Makassar menghadiri Rakorda BAZNAS Se-Provinsi Sulawesi Selatan yang berlangsung pada 12 s.d 14 September 2022 di Hotel Travellers Phinisi Makassar

14-09-2022 | Badal Awan

Info Rekening Zakat

Info Rekening Zakat

Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.

BAZNAS

Info Rekening Zakat