Mahasiswa UIN Teliti Strategi Pengelolaan Zakat di BAZNAS Makassar
27/10/2025 | Penulis: Syarifuddin Pattisahusiwa
Badan Awan (kanan) saat memebrikian keterangan kepada mahasiswa UIN
Zakat, sebagai pilar ketiga dalam Islam, bukan sekadar ritual kewajiban, melainkan juga instrumen penting dalam pemerataan ekonomi umat. Di tengah tantangan optimalisasi dana sosial keagamaan, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) memiliki peran penting, sekaligus harus bergerak dari sekadar pengumpul, melainkan menjadi manajer strategi yang andal.
Pentingnya lembaga pemerintah nonstruktural itulah, maka dua mahasiwa Program Studi Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar melakukan penelitian di BAZNAS Kota Makassar.
Penelitian berjudul Analisis Strategi Pengelolaan Zakat oleh BAZNAS Makassar dari dua mahasiswa masing masing Putri Ramadhani dan Sri Winda Apriani itu menggunakan metode Pendekatan SWOT untuk kesejahteraan mustahik, Senin, 27 Oktober 2025.
Kepala Bagian (Kabag) III Bidang Keuangan dan Pelaporan BAZNAS Makassar, Badal Awan mewakili pimpinan BAZNAS menguraikan secara runut bahasan dari pertanyaan yang diajukan kedua mahasiswa UIN Alauddin tersebut.
Badal Awan mengakui, fokus penelitian kedua mahasiswa di kampus yang dulunya bernama Institute Agama Islam Negeri (IAIN) Alauddin ini adalah, mengungkap dan menyebarkan efektivitas strategi pengelolaan zakat yang diterapkan BAZNAS Makassar, mulai dari sisi penghimpunan (pengumpulan) dari muzakki, hingga pendistribusian dan pendayagunaan (penyaluran dan pemberdayaan) kepada mustahik.
Objek analisis utama meliputi tiga pilar strategi BAZNAS Makassar, pertama menyangkut optimalisasi penghimpunan dan digitalisasi (strategi pengumpulan), efektivitas pendistribusian produktif (strategi distribusi), serta transparansi dan akuntabilitas (tata kelola).
Soal optimalisasi penghimpunan dan digitalisasi (strategi pengumpulan), demikian Badal Awan, mahasiswa meneliti bagaimana BAZNAS Makassar memanfaatkan teknologi digital—aplikasi, platform pembayaran online, dan media sosial—untuk menjangkau muzaki. Analisis ini juga mencakup studi kelayakan terhadap potensi zakat korporasi dan profesi zakat di Makassar yang seringkali belum tergarap secara maksimal.
Kemudian, soal efektivitas pendistribusian produktif, merupakan inti dari penelitian mereka. Para peneliti muda ini membedah model pendayagunaan zakat, membandingkan antara distribusi konsumtif (bantuan langsung) dan distribusi produktif (modal usaha, beasiswa, pelatihan keterampilan). Mereka menggunakan pendekatan kualitatif untuk mewawancarai mustahik penerima program produktif untuk mengukur dampak jangka panjang program tersebut terhadap peningkatan taraf hidup.
Dan ketiga adalah, tata kelola, dimana mahasiswa juga menganalisis penerapan prinsip Good Amil Governance . Mungkinkah transparan pelaporan keuangan BAZNAS kepada masyarakat. Utamanya, bagaimana mekanisme internal BAZNAS memastikan bahwa setiap rupiah zakat yang tersalurkan sesuai syariat dan tepat sasaran.
Badal berujar, pihaknya mendorong mahasiswa untuk tidak hanya memahami zakat secara normatif, tetapi juga secara manajerial. Apalagi, BAZNAS Makassar adalah laboratorium nyata bagi mereka. Karenanya, apa yang ditemui dalam penelitian di BAZNAS nantinya, bukan hanya untuk nilai akademik semata, tetapi akan diolah menjadi policy brief—yaitu dokumen ringkas yang berisi analisis dan rekomendasi kebijkan untuk membantu pembuat keputusan. Dokumen ini nantinya disusun berdasarkan data dan temuan penelitian untuk menyajikan solusi praktis atas suatu masalah kebijakan yang membutuhkan perhatian cepat.
Penelitian mahasiswa UIN Alauddin ini memiliki signifikansi ganda. Pertama, dari sisi akademik, penelitian ini menjadi sumbangsih literatur yang kaya mengenai pengelolaan zakat spesifik dalam konteks perkotaan besar seperti Makassar. Kedua, dari sisi sosial, rekomendasi yang dihasilkan diharapkan mampu menjadi katalis perbaikan bagi BAZNAS Makassar dalam menyusun rencana strategi lima tahunan.
Sementara itu, baik Putri Ramadhani, maupun Sri Winda Apriani sama sama menjelaskan metoda yang digunakan dalam penelitian adalah wawancara.
Pedoman wawancara kedua mahasiswa ini dibuat untuk dapat menggali informasi dan data mengenai strategi pengelolaan zakat yang dilakukan BAZNAS Kota Makassar, analisis kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity), dan ancaman (Threat) dalam pengelolaan zakat, serta upaya BAZNAS meningkatkan kesejahteraan mustahik melalui program[1]program pengelolaan zakat.
Adapun jenis wawancara yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara semi-struktur, di mana peneliti telah menyiapkan daftar pertanyaan pokok, namun tetap memberikan kebebasan kepada informan untuk menjawab secara mendalam sesuai dengan pandangan dan pengalamannya.
Soal Informan Peneliti, kedua mahasiswa ini mengemukakan, informan dipilih dengan teknik purposive sampling, yaitu mereka yang dianggap mengetahui dan terlibat langsung dalam pengelolaan zakat di BAZNAS Makassar. Informan terdiri dari pihak internal BAZNAS (ketua,wakil ketua, atau kepala bidang, staf pelaksana bidang pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat. Dan, mustahik penerima zakat dari program pemberdayaan BAZNAS Makassar.
Berita Lainnya
BAZNAS Makassar Tebar Kebaikan Lewat Program Bank Makanan di Kawasan Tallo
BAZNAS Kota Makassar Perkuat Kepedulian Sosial Lewat Penyaluran Rutin Paket Sembako Bulanan
Tim Trainer BAZNAS RI Silaturahmi ke BAZNAS Makassar
Wali Kota Munafri Pimpin Apel Hari Santri 2025, Sampaikan Amanat Menteri Agama RI
Walikota Makassar Sebut BAZNAS Bisa 'Berdosa' Jika Tidak Ingatkan Wajib Zakat
Raih Keberkahan di Bulan Jumadil Awal: Perbanyak Sedekah dan Amalan Saleh

Info Rekening Zakat
Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.
BAZNAS
