Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Praktek Profesi di BAZNAS
10/10/2025 | Penulis: Syarifuddin Pattisahusiwa
Mahasiswa UIn Alauddin mengapit Kepala Bagian IV BAZNAS Makassar, Fitri
Suasana, Jumat, 10 Oktober pagi di kantor Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar terasa berbeda. Di hari mubarakah ini, terlihat semangat baru yang terpancar dari sekelompok wajah anak muda. Mereka adalah mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar. Mereka siap memulai "praktik profesi" – sebuah jembatan penting dari teori-teori di bangku kuliah menuju realitas pengabdian sosial.
Dengan mengenakan jas almamater, mahasiswa di kampus yang dulunya bernama Institute Agama Islam Negeri (IAIN) Alauddin Ujung Pandang melangkah pelan masuk dengan kombinasi antusiasme, tetapi sedikit rasa gugup.
“Kami dari kampus UIN Alauddin, mau Praktek Profesi di BAZNAS. Ini hari pertama kami menjalani parktek selama satu bulan di BAZNAS,” ujar Imam Saputra ditemani rekannya, Iyan Safitri.
Imam Saputra mengakui, selama sebulan, dia dan enam rekannya berpraktek di lembaga pemerintah nonstruktural beralamat di Jalan Teduh Bersinar No 5, Kecamatan Rappocini, Makassar tersebut tidak full.
“Kami praktek profesi di BAZNAS ini tidak full. Jadi dalam seminggu, kemungkinan hanya tiga hari, dan hari sesudahnya kami di kampus,” tutur Imam Saputra, dan diiyakan Iyan Safitri.
Baik Imam, maupun Iya Safitri, praktek di BAZNAS Makassar bukan sekadar praktek biasa. Sebab, di Faklutas Dakwah dan Komunikasi tempat mereka menuntut ilmu yang mengajarkan tentang bagaimana menyeru kebaikan, sekaligus bagaimana menjadi penggerak perubahan. Karenanya, kedunya bersama rekan rekannya berharap bisa melihat langsung bagaimana prinsip-prinsip itu diterjemahkan menjadi tindakan nyata, dan menjadi amal yang konkret.
Hari-hari pertama di BAZNAS Makassar, jelas pria asal Lappariaja, Kabupaten Bone ini, merupakan fase adaptasi. Kemudian nantinya, mereka akan melihat secara langsung mulai dari pengumpulan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) hingga pendistribusian dan pendayagunaan.
Hal lain yang dipelajari adalah bagaimana verifikasi data mustahik (penerima zakat), dan menginput data muzakki. Dan, tentunya dibalik setiap angka dan lembar data, mereka mulai merasakan denyut nadi kehidupan masyarakat.
“Jadi, di Fakultas Dakwah dan Komunikasi tidak sekadar praktik dakwah, atau hanya identik dengan ceramah di mimbar semata, makanya di BAZNAS ini kami akan belajar bagaimana mengorganisir data mustahik, memastikan setiap rupiah sampai ke tangan yang tepat, itu juga bagian dari dakwah. Dakwah bil hal, namanya” tutup Imam Saputra.
Pernyataan senada dikemukakan Iyan Safitri. Gadis manis asal Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai ini menambahkan, praktek profesi di BAZNAS ini sekaligus, mereka dapat mengisi kepala dengan pemahaman mendalam tentang ekosistem BAZNAS. Belajar tentang klasifikasi mustahik, transparansi pengelolaan dana, hingga program-program pemberdayaan yang digulirkan lembaga amil terpercaya ini.
“Di sini nantinya, kami melihat bahwa, dakwah itu bukan hanya lisan, melainkan termasuk aksi nyata, bagaimana seseorang meyakinkan muzaki, bahwa dananya sampai tepat sasaran, itulah dakwah,” ujarnya.
Sementera itu Kepala Bagian IV Bidang Adminitrasi, Umum, dan SDM BAZNAS Kota Makassar Fitriani Ramli di ruang kerjanya mengakui, selain empat mahasiswa UIN, pihaknya juga menerima tiga mahasiswa juga dari kampus yang sama. Ketiganya yaitu, Aji Tri Nugroho, Siti Hirda Rumana, dan Nur Alfia Salsabila.
“Jadi ketujuh mahasiswa UIN Alauddin yang berpraktek di BAZNAS terbagi atas dua kelompok. Pertama satu bulan tidak full, dan kelompok kedua dua bulan full,” tutur Fitriany Ramli, seraya menambahkan, praktek mahasiswa ini merupakan kegiatan akhir di kampus.
Fitri—sapaan akrab Fitriani Ramli berharap, nantinya mahaisswa UIN yang berpraktek di BAZNAS Makassar dapat menimba pengalaman. Sebab, praktek di BAZNAS tidak sekadar untuk memenuhi SKS praktik profesi, melainkan menorehkan jejak profesionalisme dan kemanusiaan lebih dalam.
Apalagi, jelas Fitri, para mahasiswa UIN yang praktek di BAZNAS telah belajar bahwa dakwah adalah seni komunikasi yang tak terbatas, dapat hadir dalam setiap narasi kebaikan, setiap sentuhan empati, dan setiap upaya untuk mengangkat martabat antarsesama.
“Semoga dari jantung kantor BAZNAS Makassar ini, mahasiswa nantinya dapat membawa pulang bukan nilai praktek semata, melainkan visi baru tentang bagaimana Dakwah dan Komunikasi dapat menjadi kekuatan transformatif bagi ummat dan keumatan,” urai Fitri, seraya berharap pengalaman di BAZNAS Makassar memastikan bahwa lulusan UIN Alauddin nantinya tidak hanya siap bersaing di pasar kerja konvensional, tetapi juga siap menjadi agen perubahan yang berkarakter, berkomitmen pada transparansi, dan berinteraksi untuk membangun ekonomi umat yang berkeadilan. Ini adalah langkah nyata mewujudkan visi Islam berkemajuan melalui praktik ekonomi yang berlandaskan nilai-nilai ilahiah.
Berita Lainnya
BAZNAS Makassar Gerak Cepat Salurkan Bantuan bagi Korban Kebakaran di Kapasa Raya
BAZNAS Kota Makassar Teguhkan Komitmen Kesiapsiagaan Melalui Partisipasi dalam Apel Gabungan Penanggulangan Bencana Tahun 2025
BAZNAS Makassar Terima Penyaluran Olahan Daging DAM Hadyu dari BAZNAS-RI
Wakil Ketua IV BAZNAS Makassar Hadiri Pencanangan Kampung Siaga Bencana
BAZNAS Makassar Salurkan Makanan Bergizi di Jl. Sanrangan, Biringkanaya
Walikota Makassar Sebut BAZNAS Bisa 'Berdosa' Jika Tidak Ingatkan Wajib Zakat

Info Rekening Zakat
Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.
BAZNAS